PENDAHULUAN
Didalam
kehidupan sehari hari manusia tidak pernah lepas dari sampah. Menurut
Kementerian Lingkungan menyebutkan bahwa rata – rata jumlah sampah yang
dihasilkan per hari di Indonesia pada tahun 200 adalah sekitar 1 kg/kapita. Jika
jumlah ini d kalikan dengan seluruh jumlag penduduk Indonesia yang mana jumlah
penduduk Indonesia mencapai kurang lebih 200.000.000 orang. Hasilnya sangat
banyak sekali dan mungkin tidak dapat dibayangkan.
Sampah merupakan suatu masalah besar yang perlu mendapat
penangganan yang lebih karena dampak yang ditimbulkan sangat besar. Baik dampak
sosial terhadap masyarakat , dampak bagi lingkungan maupun dampak Terhadap
keadaan sosial ekonomi. Oleh sebab itu dalam makalah ini
kami akan membahas tentang dampak – dampak yang ditimbulkan oleh sampah.
PENGERTIAN SAMPAH
Sebelum membahas tentang dampak yang ditimbulkan sampah
maka telebih dahulu kita harus mengetahui apa define dari sampah.
Sampah
adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan,
industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak
berbahaya (non hazardous).
Soewedo
(1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang
biologis.
Sampah
merupakan hasil sampingan dari kegiatan manusia sehari-hari. Jumlah sampah yang
semakin besar memerlukan pengelolaan yang harus dilakukan secara
bertanggung jawab.Selama tahapan penanganan sampah banyak kegiatan dan
fasilitas yang bila tidak dilakukan / disediakan dengan benar akan menimbulkan
dampak yang berpotensi mengganggu lingkungan.
Berikut ini merupakan dampak yang
ditimbulkan akibat masalah sampah, semoga bermanfaat.
DAMPAK YANG DITIMBULKAN SAMPAH
1. Menurunkan
estetika lingkungan .
Lahan yang terisi sampah secara
terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk sehingga
mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik
di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
Proses pembongkaran dan pemuatan
sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah
yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian
pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila
kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama
berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angin atau ceceran dari
kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan maupun
ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan
sekitarnya. Sarana pengumpulan dan pengangkutan yang tidak terawat dengan baik
merupakan sumber pandangan yang tidak baik bagi daerah yang dilalui.
Lokasi TPA umumnya didominasi oleh
ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung
maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan. Hal ini menimbulkan
pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi / tinggal
berdekatan dengan lokasi tersebut.
2. Pencemaran
udara oleh gas-gas yang ditimbulkan olehnya seperti gas metan dan COx dari pembakaran sehingga dapat
menimbulkan sesak nafas.
Sampah yang menumpuk dan tidak
segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk
bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan
lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi
pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga
menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial
menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak
tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan masalah bau di
sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari bak
kendaraan.
Pada instalasi pengolahan terjadi
berupa pelepasan zat pencemar ke udara dari hasil pembuangan sampah yang tidak
sempurna; diantaranya berupa : partikulat, SO x, NO x, hidrokarbon, HCl,
dioksin, dan lain-lain. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan
berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO, CO2,
CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi gas
alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan global, disamping efek yang
merugikan terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume
yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau.
Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa asap bila sampah
dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis.
Seperti halnya perkembangan populasi
lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak
dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya
tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup
besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang
dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.
3. Pencemaran tanah dari bahan berbahaya,
beracun, dan bahan organic yang tercampur dalam sampah akan sulit untuk
diuraikan mikroorganisme.
Pembuangan
sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang
dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami
pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan
Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang
sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama
waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia
dan lingkungan sekitarnya.
4. Pencemaran
air dari bahan berbahaya dan beracun yang merembes masuk ke dalam air tanah dan
air permukaansi sekitarnya.
Prasarana dan sarana pengumpulan
yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi terutama pada saat turun
hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan
terjadinya pencemaran.
Instalasi pengolahan berskala besar
menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang
dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air
dan tanah di sekitarnya.Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari
lingkungan sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air
tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air
tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur
penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.
Pencemaran lindi juga dapat terjadi
akibat efluen pengolahan yang belum memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air
penerima. Karakteristik pencemar lindi yang sangat besar akan sangat
mempengaruhi kondisi badan air penerima terutama air permukaan yang dengan
mudah mengalami kekurangan oksigen terlarut sehingga mematikan biota yang ada.
5. Kerumitan
system pengelolaan sampah / kebersihan.
6. Membebani
masyarakat dengan adanya iuran pengelolaan sampah .
7. Terganggunya
kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
ü
Perkembangan
vektor penyakit
Wadah sampah merupakan tempat yang
sangat ideal bagi pertumbuhan vektor penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini
disebabkan dalam wadah sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah yang besar.
Tempat Penampungan Sementara / Container juga merupakan tempat berkembangnya
vektor tersebut karena alasan yang sama. Sudah barang tentu akan menurunkan
kualitas kesehatan lingkungan sekitarnya.
Vektor penyakit terutama lalat
sangat potensial berkembangbiak di lokasi TPA. Hal ini terutama disebabkan oleh
frekwensi penutupan sampah yang tidak dilakukan sesuai ketentuan sehingga
siklus hidup lalat dari telur menjadi larva telah berlangsung sebelum penutupan
dilaksanakan. Gangguan akibat lalat umumnya dapat ditemui sampai radius 1-2 km
dari lokasi TPA
ü
Gangguan
Kebisingan
Kebisingan akibat lalu lintas
kendaraan berat / truck timbul dari mesin-mesin, bunyi rem, gerakan bongkar
muat hidrolik, dan lain-lain yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif di
sekitarnya.
Di instalasi pengolahan kebisingan timbul
akibat lalu lintas kendaraan truk sampah disamping akibat bunyi mesin
pengolahan (tertutama bila digunakan mesin pencacah sampah atau shredder).
Kebisingan di sekitar lokasi TPA timbul akibat lalu lintas kendaraan pengangkut
sampah menuju dan meninggalkan TPA; disamping operasi alat berat yang ada.
8. Sampah bersifat tidak flesibel sehingga
apabila telah menumpuk di suatu tempat maka akan tetap berada di tempat
tersebut sampai ada penanganan.
Contoh
TPA :
9.
Kemacetan
Lalu lintas
Lokasi penempatan sarana / prasarana
pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan dengan sumber potensial seperti
pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar muat sampah berpotensi
menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas.
Arus lalu lintas angkutan sampah
terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi
menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain;
terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasinya.
Arus kendaraan pengangkut sampah
masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan
terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jam-jam
kedatangan. Pada TPA besar dengan frekwensi kedatangan truck yang tinggi sering
menimbulkan kemacetan pada jam puncak terutama bila TPA terletak berdekatan
dengan jalan umum.
10. Dampak
Sosial Terhadap Masyarakat
ü Kerukunan
Permasalahan
sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan, atau sebaliknya justru dapat
menambah kerukunan. Orang yang sering membuang sampah di sekitar tempat tinggal
nya dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangganya. Hal
yang demikian dapat menimbulkan keretakan hubungan antar keluarga.
Kondisi yang demikian perlu diubah agar terjadi hubungan yang sebaliknya yakni
dapat semakin meningkatkan kerukunan.
ü
Kesanggupan
Tiap warga
hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan sampah pada tempatnya.,
misalnya memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik, memisahkan sampah
yang beracun dan yang tidak beracun. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang
sulit jika setiap warga memiliki kesadaran dan kesanggupan untuk melakukannya.
11. .
Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi
Ø Pengelolaan
sampah yang kurang baik akan menimbulkan lingkunkgzan yag tidak menyenangkan.
Ø Memberikan dampak
negatif terhadap keparawisataan
Ø Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Ø Instrastruktur
lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya pengelolaan air.